HAPPY BIRTHDAY to the greatest man in my life, the man that I know since my first breathe, the man that loves me and whom I love no matter what, my dad! I truly wish all the best for him. just so he know, he will always be in all my prayers. love you so. I feel extremely lucky to have you as my dad. thankyou :')
xoxo, A.
Tuesday, July 5, 2011
Monday, July 4, 2011
Giveaway
Sunday, August 1, 2010
Evita Nuh's giveaway
well, everybody's love giveaway. cause people give somethings free for you! who doesnt love free things? haha
and Evita Nuh is giving her Teen Vogue Handbook as giveaway!
Teen Vogue Handbook is just a must have item for fashion lovers! and fyi, the book is rarely to find in bookstore.. and the price is so expensive. that's why many of blogger wants to join the giveaway... hm yaa me too. I WANT THE BOOK SO BADLYYYYYYY!!
and Evita Nuh is giving her Teen Vogue Handbook as giveaway!

Teen Vogue Handbook is just a must have item for fashion lovers! and fyi, the book is rarely to find in bookstore.. and the price is so expensive. that's why many of blogger wants to join the giveaway... hm yaa me too. I WANT THE BOOK SO BADLYYYYYYY!!
Tuesday, April 20, 2010
se es tanto tiempo..
hello!
gosh, it's been so much time since the last time i posted sumthin in this blog. and now, i think i'm gonna tell you soooo much thing about me, my days, and everything i did. so, from where i'm gonna start it?
errr.. i'm a bad story-teller.. i don't know what i'm gonna tell.. help? please?
gosh, it's been so much time since the last time i posted sumthin in this blog. and now, i think i'm gonna tell you soooo much thing about me, my days, and everything i did. so, from where i'm gonna start it?
errr.. i'm a bad story-teller.. i don't know what i'm gonna tell.. help? please?
Thursday, November 12, 2009
Senyuman Terakhir
“Aku janji kita akan sahabatan selamanya, aku akan selalu lindungin kamu, apapun yang terjadi.” cowok berumur 5 tahun itu mengangkat kelingkingnya. Lalu ditautkan pada kelingking gadis kecil di depannya. “Janji ya? Kamu harus jagain aku! Gak boleh ninggalin aku!” ujar gadis kecil itu ditengah tangisannya. “Janji!” lalu mereka pun tertawa bersama.
Delapan Tahun Kemudian..
“Billy……!!” teriak seorang gadis kelas 2 SMP dari pinggir lapangan pada teman sebangkunya yang sedang bermain bola basket di tengah lapangan saat jam istirahat di sekolah. “Billy…!!! Billy!! Sini cepet! Cepetaaaaaaaaan!”
Melihat sahabatnya sejak kecil yang sangat ia sayangi memanggilnya dengan raut wajah panik dan tergesa-gesa membuat cowok itu segera berlari meninggalkan lapangan menghampiri gadis itu, meninggalkan teman-temannya yang menggerutu kesal.
“Tia? Ada apa? Ada apa? Kamu gak apa apa? Ada yang ganggu kamu? Ada yang sakit?” tanya Billy khawatir. Yang ditanya malah tersenyum lebar, hanya tertawa kecil, “Hehe gak apa apa, temenin aku ke kantin yuuuk. Temen aku gak ada yang mau nemenin” ucapnya polos tanpa ada rasa bersalah. “Ha? Kamu cuma mau minta anterin ke kantin? Ya ampun..” ucap Billy gemas melihat tingkah Tia, ia pun lalu mengacak-ngacak rambut Tia dan merangkulnya. “Ya udah, ayo!”
Ketika mereka berjalan menuju kantin sambil berangkulan, teman mereka, Doni menghampiri. “Cailaaaaaah, mesra amat.. udah jadian nih? PJ dong, udah jadian jangan lupa sama temen.” Tia hanya tersipu-sipu malu “Ih apa sih Doni, gue cuma sahabatan sama Billy. Ya kan Billy?” yang ditanya hanya cengar cengir senang. “Iya sayaaaang” jawab Billy. “Nah loh, itu sayang sayangan. Pasti ada apa-apanya nih” tetapi mereka hanya membalasnya dengan tertawa.
Ya, itulah Tia dan Billy. Mereka sangat terkenal di sekolah, karena Billy adalah idola sekolah yang jago bermain basket, tampan, baik, dan pintar. Pokoknya tipe pangeran sekolah deh. Kalau Tia adalah idola sekolah yang cantik, baik hati, pintar, dan anggun. Pokoknya tipe putri sekolah deh. Mereka terlihat sangat cocok. Dan merekapun selalu terlihat bersama. Kapanpun, dimanapun. Bahkan mereka sekelas dari mereka TK sampai SMP sekarang. Tidak jarang mereka dikira pacaran, walaupun kenyataannya mereka tidak pacaran. Mereka tidak terpisahkan karena mereka memang tidak ingin berpisah untuk selamanya, hingga takdir berkata lain.
☼
“Billy, ngapain sih kamu ngajak aku jalan-jalan? Males tau. Kamu sendiri kan tau banget kalo hari minggu itu jadwalnya aku buat tidur seharian. Ih Billy denger gak sih? Kok malah ngeliatin aku kayak gitu sambil senyum-senyum? Bete ah sama Billy!” cerocos Tia panjang lebar pada saat mereka sedang pergi berdua ke sebuah mall ternama di Jakarta. Billy hanya menahan tawa melihat Tia seperti itu. Ia sudah terbiasa dengan perilaku Tia ini, dan justru itulah yang membuat ia makin sayang dengan Tia.
Billy mengelus-ngelus kepala Tia dengan lembut “Ya gak apa-apa lah, sekali-sekali. Lagian aku mau ngomong sesuatu yang penting banget sama kamu. Terus sekalian aku ada perlu sebentar disini.” “Ya tapi kan gak usah hari minggu juga kan?? Kita masih punya banyak waktu. Bisa besok, selasa, rabu, kamis, jumat, sabtu. Kita kan gak terpisahkan, kita akan sama-sama sampai kapanpun! Ya kan Billy?” begitu Tia menengokkan kepala nya pada Billy, ia sudah melihat Billy menundukkan kepala nya dalam-dalam.
Tia tersentak kaget, ia lalu menghadapkan kepalanya tepat didepan muka Billy dan mencoba untuk melihat wajah cowok tersebut “Billy, kamu kenap—“ belum selesai Tia berbicara, Billy sudah mengangkat wajahnya, mengangkat handphone berkameranya lalu menarik tubuh Tia dengan cepat merapat padanya serta menempelkan kepala Tia di dada nya dan berkata “Cheese!” tepat pada saat blitz kamera muncul.
“Plak!!” pukulan Tia mendarat tepat di dada Billy. “Apaan sih Billy! Gak lucu!” Billy hanya mengerang kecil sambil tertawa. “Hm Tia, kamu tunggu bentar ya disini! Aku pasti balik kok, bentaaaaar aja!” kemudian Billy pergi meninggalkan Tia duduk di sebuah restoran sendirian. Tidak sampai setengah jam, Billy sudah kembali.
“Kamu ngapain sih Billy?? Huh! Oh ya, kamu mau ngomong apa sama aku? Cepetan! Aku penasaran nih!” ucap Tia yang dengan sekejap menghilangkan senyuman Billy dan digantikan dengan raut wajah bingung, sedih dan panik. Membuat Tia mengerutkan keningnya.
Billy menggenggam erat tangan Tia “Tia, aku mohon kamu denger penjelasan aku dulu sebelum kamu berkomentar tentang apa yang bakalan aku bilang sekarang. Jangan marah, jangan sedih, aku akan selalu berada di sisi kamu apapun yang terjadi.” Mendengar ucapan Billy, membuat Tia tegang dan memunculkan firasat buruk di otak nya. “Ada apaan Billy? Duh kamu bikin aku tegang aja deh.”
“Tia, aku bakalan pindah. Pindah ke London, dan gak akan balik lagi. Supaya—“ Tia langsung menarik tangannya dari genggaman Billy sebelum Billy menyelesaikan kalimatnya. “Haha kamu bercanda kan Billy? Gak, kamu gak boleh pindah! Kamu harus selalu disamping aku! Apapun yang terjadi! Kamu udah janji kan sama aku? Waktu kita kecil! Kamu gak mungkin lupa kan? Ya kan?” suara Tia mulai bergetar menahan tangis.
Melihat itu membuat Billy tersiksa, tapi mau apa lagi? Ia juga tak bisa berbuat apa-apa. “Tia, dengerin penjelasan aku dulu. Aku tuh pindah supaya—“ lagi lagi Billy belum sempat menyelesaikan kalimatnya, ia berhenti berbicara ketika melihat Tia bangkit dari tempat duduknya. “Gak! Terserah kamu mau ngomong apa! Pokoknya aku gak terima kamu pindah! Titik! Udah aku pulang!” lalu Tia berlari meninggalkan restoran itu.
Tia terus berlari dan berlari tanpa henti, sampai ia tidak menyadari bahwa ia sudah menabrak orang-orang disekitarnya. Billy berusaha mengejarnya sambil meneriakan namanya “Tia! Tia, Tia tunggu bentar! Denger penjelasan aku dulu! Tia!”
Ketika sampai di seberang jalan raya di depan mall asal Tia berlari, ia berhenti kemudian memutar tubuhnya berbalik ke arah ia berlari tadi. Ia melihat Billy berlari-lari sambil meneriakkan namanya, lalu berhenti tepat diseberang jalan dimana Tia berdiri. Billy pun tersenyum, senyum yang membuat ia terlihat semakin tampan, senyuman kesukaan Tia. Billy melangkahkan kakinya untuk menyeberang jalan, berjalan menuju tempat Tia berdiri, menatap Tia lurus-lurus tanpa melihat jalan raya yang akan ia lalui. Hingga akhirnya..
“Tin.. Tin.. Tin.. Tin.. BRAAAAKKK!!”
Kejadian itu bagai mimpi bagi Tia, kejadian itu tepat didepan matanya. Begitu menyakitkan, begitu tiba-tiba. Billy tersenyum pada nya, lalu sebuah mobil melaju begitu cepat, tidak terkendali. Mobil itu menabrak Billy. Membuat Billy terlempar begitu jauh. Membuat senyum Billy hilang seketika. Membuat tubuh Billy penuh luka. Membuat kepala Billy mengeluarkan cairan merah pekat tanpa henti. Membuat Billy tidak sadarkan diri. Membuat Billy menutup matanya.
Dan sekarang, disinilah Tia. Ia berada di ruang tunggu UGD rumah sakit di dekat tempat kejadian. Mata Tia sembab karena sudah menangis berjam-jam. Wajah Tia pucat karena tegang, sedih, kaget, terluka, panik bercampur aduk. Ia sudah beribu-ribu kali memanjatkan doa untuk Billy, tetapi dokter belum juga keluar dari ruang pemeriksaan tempat Billy berada.
Tia duduk dalam hening seperti tidak bernyawa, tidak bergerak, tidak berbicara, bahkan bagaikan tidak bernafas. Hingga ia merasakan sebuah kotak menganjal di tasnya. Kotak itu belum ada sebelum ia pergi bersama Billy. Kotak kecil berwarna merah muda.
Ia membuka kotak itu perlahan.
Sebuah foto terpampang jelas di dalamnya. Foto Billy tersenyum sangat lebar dan bahagia. Ya, sangat bahagia. Dan itu membuatnya terlihat berlipat-lipat lebih tampan. Dengan Tia berada di dadanya, ia merangkul Tia dengan erat seakan tidak mau kehilangan gadis itu untuk selamanya.
Dibalik foto itu, Tia menemukan sepucuk surat bertuliskan namanya. Ia pun membacanya.
Tia ku tersayang,
Hm, seperti yang kamu tau, aku tuh paling gak bisa berbasa-basi, jadi langsung aja yah. Aku mengirim surat ini karena aku gak bisa ngomong langsung sama kamu, aku begitu takut dan khawatir.
Aku akan pindah ke London, aku akan menggapai cita-citaku! Kamu tau kan aku bercita-cita menjadi pemain basket ternama? Tetapi itu beresiko membuat aku tidak akan bisa bertemu kamu lagi. Gak apa-apa kan? Kita masih bisa bertukar e-mail dan chatting. Oke?
Dan yang terakhir, aku cuma mau kamu tau..
Dimanapun aku berada, aku akan selalu berada di sisimu. Menjagamu. Menemanimu. Selamanya.
Aku cinta padamu.
Your best guy, Billy
Air mata Tia sudah membasahi kertas itu, hampir membuat tinta yang merekat erat di kertas itu luntur. Tia terkulai lemas. Hatinya bagai diremas oleh beribu orang. Nyawanya bagai direngkuh pergi meninggalkan tubuhnya. Otaknya tidak dapat berpikir apapun. Hatinya begitu sakit, perih mengingat apa yang ia lakukan pada Billy tadi. Ia akan meminta maaf pada Billy nanti, dan berjanji tidak akan mengulangi kelakuannya tadi.
Hingga seorang dokter keluar dari ruang pemeriksaan. “Keluarga Billy, apakah anda keluarga Billy?” tanya dokter itu pada Tia. Tanpa jawaban, dokter itu melanjutkan “Kami minta maaf, saya dan semua dokter sudah berusaha sekuat tenaga menyelamatkan Billy, tapi Tuhan berkehendak lain. Ia sudah tidak bisa diselamatkan.”
Kesadaran Tia hilang seketika, ia terjatuh sambil mengenggam erat sepucuk surat dan sebuah foto. Tulisan terakhir Billy dan senyuman terakhir Billy.
karya: Agnia Andjani
Delapan Tahun Kemudian..
“Billy……!!” teriak seorang gadis kelas 2 SMP dari pinggir lapangan pada teman sebangkunya yang sedang bermain bola basket di tengah lapangan saat jam istirahat di sekolah. “Billy…!!! Billy!! Sini cepet! Cepetaaaaaaaaan!”
Melihat sahabatnya sejak kecil yang sangat ia sayangi memanggilnya dengan raut wajah panik dan tergesa-gesa membuat cowok itu segera berlari meninggalkan lapangan menghampiri gadis itu, meninggalkan teman-temannya yang menggerutu kesal.
“Tia? Ada apa? Ada apa? Kamu gak apa apa? Ada yang ganggu kamu? Ada yang sakit?” tanya Billy khawatir. Yang ditanya malah tersenyum lebar, hanya tertawa kecil, “Hehe gak apa apa, temenin aku ke kantin yuuuk. Temen aku gak ada yang mau nemenin” ucapnya polos tanpa ada rasa bersalah. “Ha? Kamu cuma mau minta anterin ke kantin? Ya ampun..” ucap Billy gemas melihat tingkah Tia, ia pun lalu mengacak-ngacak rambut Tia dan merangkulnya. “Ya udah, ayo!”
Ketika mereka berjalan menuju kantin sambil berangkulan, teman mereka, Doni menghampiri. “Cailaaaaaah, mesra amat.. udah jadian nih? PJ dong, udah jadian jangan lupa sama temen.” Tia hanya tersipu-sipu malu “Ih apa sih Doni, gue cuma sahabatan sama Billy. Ya kan Billy?” yang ditanya hanya cengar cengir senang. “Iya sayaaaang” jawab Billy. “Nah loh, itu sayang sayangan. Pasti ada apa-apanya nih” tetapi mereka hanya membalasnya dengan tertawa.
Ya, itulah Tia dan Billy. Mereka sangat terkenal di sekolah, karena Billy adalah idola sekolah yang jago bermain basket, tampan, baik, dan pintar. Pokoknya tipe pangeran sekolah deh. Kalau Tia adalah idola sekolah yang cantik, baik hati, pintar, dan anggun. Pokoknya tipe putri sekolah deh. Mereka terlihat sangat cocok. Dan merekapun selalu terlihat bersama. Kapanpun, dimanapun. Bahkan mereka sekelas dari mereka TK sampai SMP sekarang. Tidak jarang mereka dikira pacaran, walaupun kenyataannya mereka tidak pacaran. Mereka tidak terpisahkan karena mereka memang tidak ingin berpisah untuk selamanya, hingga takdir berkata lain.
☼
“Billy, ngapain sih kamu ngajak aku jalan-jalan? Males tau. Kamu sendiri kan tau banget kalo hari minggu itu jadwalnya aku buat tidur seharian. Ih Billy denger gak sih? Kok malah ngeliatin aku kayak gitu sambil senyum-senyum? Bete ah sama Billy!” cerocos Tia panjang lebar pada saat mereka sedang pergi berdua ke sebuah mall ternama di Jakarta. Billy hanya menahan tawa melihat Tia seperti itu. Ia sudah terbiasa dengan perilaku Tia ini, dan justru itulah yang membuat ia makin sayang dengan Tia.
Billy mengelus-ngelus kepala Tia dengan lembut “Ya gak apa-apa lah, sekali-sekali. Lagian aku mau ngomong sesuatu yang penting banget sama kamu. Terus sekalian aku ada perlu sebentar disini.” “Ya tapi kan gak usah hari minggu juga kan?? Kita masih punya banyak waktu. Bisa besok, selasa, rabu, kamis, jumat, sabtu. Kita kan gak terpisahkan, kita akan sama-sama sampai kapanpun! Ya kan Billy?” begitu Tia menengokkan kepala nya pada Billy, ia sudah melihat Billy menundukkan kepala nya dalam-dalam.
Tia tersentak kaget, ia lalu menghadapkan kepalanya tepat didepan muka Billy dan mencoba untuk melihat wajah cowok tersebut “Billy, kamu kenap—“ belum selesai Tia berbicara, Billy sudah mengangkat wajahnya, mengangkat handphone berkameranya lalu menarik tubuh Tia dengan cepat merapat padanya serta menempelkan kepala Tia di dada nya dan berkata “Cheese!” tepat pada saat blitz kamera muncul.
“Plak!!” pukulan Tia mendarat tepat di dada Billy. “Apaan sih Billy! Gak lucu!” Billy hanya mengerang kecil sambil tertawa. “Hm Tia, kamu tunggu bentar ya disini! Aku pasti balik kok, bentaaaaar aja!” kemudian Billy pergi meninggalkan Tia duduk di sebuah restoran sendirian. Tidak sampai setengah jam, Billy sudah kembali.
“Kamu ngapain sih Billy?? Huh! Oh ya, kamu mau ngomong apa sama aku? Cepetan! Aku penasaran nih!” ucap Tia yang dengan sekejap menghilangkan senyuman Billy dan digantikan dengan raut wajah bingung, sedih dan panik. Membuat Tia mengerutkan keningnya.
Billy menggenggam erat tangan Tia “Tia, aku mohon kamu denger penjelasan aku dulu sebelum kamu berkomentar tentang apa yang bakalan aku bilang sekarang. Jangan marah, jangan sedih, aku akan selalu berada di sisi kamu apapun yang terjadi.” Mendengar ucapan Billy, membuat Tia tegang dan memunculkan firasat buruk di otak nya. “Ada apaan Billy? Duh kamu bikin aku tegang aja deh.”
“Tia, aku bakalan pindah. Pindah ke London, dan gak akan balik lagi. Supaya—“ Tia langsung menarik tangannya dari genggaman Billy sebelum Billy menyelesaikan kalimatnya. “Haha kamu bercanda kan Billy? Gak, kamu gak boleh pindah! Kamu harus selalu disamping aku! Apapun yang terjadi! Kamu udah janji kan sama aku? Waktu kita kecil! Kamu gak mungkin lupa kan? Ya kan?” suara Tia mulai bergetar menahan tangis.
Melihat itu membuat Billy tersiksa, tapi mau apa lagi? Ia juga tak bisa berbuat apa-apa. “Tia, dengerin penjelasan aku dulu. Aku tuh pindah supaya—“ lagi lagi Billy belum sempat menyelesaikan kalimatnya, ia berhenti berbicara ketika melihat Tia bangkit dari tempat duduknya. “Gak! Terserah kamu mau ngomong apa! Pokoknya aku gak terima kamu pindah! Titik! Udah aku pulang!” lalu Tia berlari meninggalkan restoran itu.
Tia terus berlari dan berlari tanpa henti, sampai ia tidak menyadari bahwa ia sudah menabrak orang-orang disekitarnya. Billy berusaha mengejarnya sambil meneriakan namanya “Tia! Tia, Tia tunggu bentar! Denger penjelasan aku dulu! Tia!”
Ketika sampai di seberang jalan raya di depan mall asal Tia berlari, ia berhenti kemudian memutar tubuhnya berbalik ke arah ia berlari tadi. Ia melihat Billy berlari-lari sambil meneriakkan namanya, lalu berhenti tepat diseberang jalan dimana Tia berdiri. Billy pun tersenyum, senyum yang membuat ia terlihat semakin tampan, senyuman kesukaan Tia. Billy melangkahkan kakinya untuk menyeberang jalan, berjalan menuju tempat Tia berdiri, menatap Tia lurus-lurus tanpa melihat jalan raya yang akan ia lalui. Hingga akhirnya..
“Tin.. Tin.. Tin.. Tin.. BRAAAAKKK!!”
Kejadian itu bagai mimpi bagi Tia, kejadian itu tepat didepan matanya. Begitu menyakitkan, begitu tiba-tiba. Billy tersenyum pada nya, lalu sebuah mobil melaju begitu cepat, tidak terkendali. Mobil itu menabrak Billy. Membuat Billy terlempar begitu jauh. Membuat senyum Billy hilang seketika. Membuat tubuh Billy penuh luka. Membuat kepala Billy mengeluarkan cairan merah pekat tanpa henti. Membuat Billy tidak sadarkan diri. Membuat Billy menutup matanya.
Dan sekarang, disinilah Tia. Ia berada di ruang tunggu UGD rumah sakit di dekat tempat kejadian. Mata Tia sembab karena sudah menangis berjam-jam. Wajah Tia pucat karena tegang, sedih, kaget, terluka, panik bercampur aduk. Ia sudah beribu-ribu kali memanjatkan doa untuk Billy, tetapi dokter belum juga keluar dari ruang pemeriksaan tempat Billy berada.
Tia duduk dalam hening seperti tidak bernyawa, tidak bergerak, tidak berbicara, bahkan bagaikan tidak bernafas. Hingga ia merasakan sebuah kotak menganjal di tasnya. Kotak itu belum ada sebelum ia pergi bersama Billy. Kotak kecil berwarna merah muda.
Ia membuka kotak itu perlahan.
Sebuah foto terpampang jelas di dalamnya. Foto Billy tersenyum sangat lebar dan bahagia. Ya, sangat bahagia. Dan itu membuatnya terlihat berlipat-lipat lebih tampan. Dengan Tia berada di dadanya, ia merangkul Tia dengan erat seakan tidak mau kehilangan gadis itu untuk selamanya.
Dibalik foto itu, Tia menemukan sepucuk surat bertuliskan namanya. Ia pun membacanya.
Tia ku tersayang,
Hm, seperti yang kamu tau, aku tuh paling gak bisa berbasa-basi, jadi langsung aja yah. Aku mengirim surat ini karena aku gak bisa ngomong langsung sama kamu, aku begitu takut dan khawatir.
Aku akan pindah ke London, aku akan menggapai cita-citaku! Kamu tau kan aku bercita-cita menjadi pemain basket ternama? Tetapi itu beresiko membuat aku tidak akan bisa bertemu kamu lagi. Gak apa-apa kan? Kita masih bisa bertukar e-mail dan chatting. Oke?
Dan yang terakhir, aku cuma mau kamu tau..
Dimanapun aku berada, aku akan selalu berada di sisimu. Menjagamu. Menemanimu. Selamanya.
Aku cinta padamu.
Your best guy, Billy
Air mata Tia sudah membasahi kertas itu, hampir membuat tinta yang merekat erat di kertas itu luntur. Tia terkulai lemas. Hatinya bagai diremas oleh beribu orang. Nyawanya bagai direngkuh pergi meninggalkan tubuhnya. Otaknya tidak dapat berpikir apapun. Hatinya begitu sakit, perih mengingat apa yang ia lakukan pada Billy tadi. Ia akan meminta maaf pada Billy nanti, dan berjanji tidak akan mengulangi kelakuannya tadi.
Hingga seorang dokter keluar dari ruang pemeriksaan. “Keluarga Billy, apakah anda keluarga Billy?” tanya dokter itu pada Tia. Tanpa jawaban, dokter itu melanjutkan “Kami minta maaf, saya dan semua dokter sudah berusaha sekuat tenaga menyelamatkan Billy, tapi Tuhan berkehendak lain. Ia sudah tidak bisa diselamatkan.”
Kesadaran Tia hilang seketika, ia terjatuh sambil mengenggam erat sepucuk surat dan sebuah foto. Tulisan terakhir Billy dan senyuman terakhir Billy.
karya: Agnia Andjani
Cerpen
i just made a short story!! a.k.a CERPEN!! and i love it so much! i'm gonna post it out. free to comment and free to copy it :P
love ya'll!
love ya'll!
Hello!
ohmygod, it's already four months since my last update!
jadi, mulai dari mana nih ya? banyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaak banget hal yg blm gue ceritain ke blog tercinta gue ini!!
hem, kyk nya gak bisa semuanya diceritain deh. jadi gue cerita ttg skrng skrng ini aja yah? hehe
cheers!
jadi, mulai dari mana nih ya? banyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaak banget hal yg blm gue ceritain ke blog tercinta gue ini!!
hem, kyk nya gak bisa semuanya diceritain deh. jadi gue cerita ttg skrng skrng ini aja yah? hehe
cheers!
Subscribe to:
Posts (Atom)